Pendidikan - Tujuan dari mendidik anak ialah agar dia menjadi orang yang baik, menurut dan hormat kepada orangtua. Namun pada kenyataannya mendidik anak tidaklah semudah seperti yang dikira. Beberapa anak cenderung lebih suka menuruti keinginannya sendiri daripada menjalankan arahan yang diberikan oleh orangtua.
Terkadang mempunyai anak yang penurut merupakan suatu hal yang di damba-dambakan oleh. Namun kenyataannya anak cenderung lebih susah diatur dan menguras energi beserta tenaga ketika menjaganya.
Walaupun Anda merasa kewalahan dan kesal, jangan semerta-merta marah kepada anak. Sebab terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya sifat anak tersebut, seperti lingkungan ataupun teman bermainnya. Oleh sebab itu, sebelum memarahi anak alangkah baiknya orangtua menelusuri penyebabnya terlebih dahulu. Berikut 10 alasan yang membuat anak menjadi nakal dan susah diatur :
10 Penyebab Anak Nakal dan Susah Diatur
Banyak penyebab yang menjadi pemicu anak untuk susah diatur. Penyebab itulah yang biasanya menjadi faktor utama anak nakal. Apa saja penyebabnya? Berikut penjelasannya :
1. Mencari Perhatian
Anak yang kurang kasih sayang dari orang tua biasanya akan melakukan berbagai cara untuk dapat menarik perhatian. Biasanya anak akan melakukan berbagai cara mulai dari mengamuk, menangis, merajuk, bahkan memukul untuk dapat menarik perhatian orang tuanya
Walaupun mereka mengetahui bahwasanya apa yang mereka lakukan akan membuat orang tua marah. Tapi anak merasa hanya itu cara agar orang tua memperhatikannya.
Sebenarnya sikap ini cenderung wajar bagi anak karena dia ingin menarik perhatian orang dewasa yang ada di sekitar. Anak menginginkan dirinya menjadi pusat perhatian dan kasih sayang. Sebab itu, untuk dapat meredam kebiasaan yang seperti ini ialah dengan selalu memberikan interaksi positif kepada anak.
2. Meniru Perilaku Orang Lain
Kecenderungan anak akan belajar dari orang lain yang dia lihat, begitu juga dengan cara bersikap. Anak yang terbiasa melihat atau berinteraksi dengan aksi-aksi nakal, maka secara tidak langsung anak akan mempraktikkan hal tersebut. Oleh sebab itu, sebagai orang tua selalu pantaulah kegiatan yang dilaksanakan oleh anak. Tidak ada salahnya orangtua membatasi kegiatan yang dilakukan oleh anak agar dia tidak terlalu berlebih-lebihan dalam bersikap.
3. Aturan yang Tidak Tegas
Pada usia anak, rasa ingin tahu cenderung lebih besar. Sehingga akan sering Anda temukan nantinya anak yang melanggar larangan yang di berikan. Hal ini sanggatlah lumrah karena beberapa alasan.
Dalam mendidik anak orangtua pasti menetapkan aturan atau memberikan anak batasan dan arahan. Umumnya, ketika diberi larangan tersebut anak akan mencoba untuk melanggarnya. Anak akan melakukan tes sejauh mana dia tidak boleh melakukan hal tersebut.
Disinilah pentingnya ketegasan orangtua dalam memberikan arahan. Jangan beri anak toleransi dari konsekuensi aturan yang telah dibuat. Karena jika hal ini dilakukan, maka dampaknya aturan lain anak akan mencoba juga melanggarnya.
Akibatnya, anak akan menjadi suka melanggar aturan karena merasa orangtuanya tidak serius dalam membuat aturan. Sebab itu penting bagi orangtua memberikan hukuman sesuai ketentuan atau setidaknya memberikan anak konsekuensi dari perbuatannya.
4. Minimnya Kemampuan Diri
Hal lain yang menjadi penyebab timbulnya perilaku anak ialah minimnya Kemampuan dirinya. Sebagai contoh anak yang kurang pandai bersosialisasi akan cenderung memukul teman bermainnya ketika kesal. Contoh lainnya, anak tidak dibiasakan menyelesaikan masalahnya sendiri akan cenderung terbiasa mengabaikannya.
Sebab itu penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak disiplin dam bertanggung jawab. Sebab keterampilan ini akan membuat perbedaan dalam perilaku anak. Jika tidak, maka jangan heran jika nanti anak mengabaikan semua perbuatannya.
5. Tidak Bisa Menyalurkan Emosi
Anak cenderung tidak memahami perasaannya sendiri. Sehingga anak suka berlebihan dalam mengekspresikan perasaan. Hal inilah yang menjadi penyebab anak agresif dan mudah marah. Bahkan anak juga akan berlebihan bila merasa senang, tertekan, sedih, bahkan bosan.
6. Ingin Merasakan Kebebasan
Kecenderungan anak melanggar aturan ialah untuk merasakan kebebasan. Seiring bertambahnya usia, maka rasa ingin tahunya juga akan berkembang. Aturan yang terlalu mengekang dan kurang bimbingan orangtua lah yang membuat anak berusaha melanggar aturan tersebut.
7. Menunjukkan Kekuasaan
Anak akan menunjukkan perilaku menentang untuk memperlihatkan bahwa dia memiliki kekuasaan. Tindakan ini biasanya ditunjukkan untuk menolak suruhan atau perintah yang tidak mau dia lakukan.
Contohnya ketika orangtua meminta anak membersihkan tempat tidur ketika asyik main. Untuk mengatasi hal tersebut, maka orang tua dapat memberikan pilihan yang tidak memberatkan tapi sama-sama menyelesaikan masalahku.
8. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan
Biasanya anak juga akan marah ketika kebutuhannya tidak terpenuhi. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk mengetahui kondisi anak ketika mau memberikan tindakan. Contohnya ketika meminta anak untuk membelikan sesuatu, nun dia belum makan sehingga malas untuk bergerak.
9. Senjata Untuk Memaksakan Kehendak
Kebiasaan yang sering terjadi ialah anak suka menangis atau melakukan perlawanan di peristiwa penting, contohnya ketika belanja di mall. Tindakan seperti ini biasanya sengaja dilakukan anak karena anak percaya dengan melakukan hal tersebut orangtua akan mengikuti kemauannya.
Untuk mengatasi hal ini, penting bagi orangtua untuk menjelaskan penting atau tidaknya suatu dibeli. Selain itu berilah anak pemahaman bahwa untuk dapat membeli suatu barang tidak bisa dilakukan dengan upaya mudah.
10. Masalah Mental
Hal terakhir yang jadi permasalahan yang membuat anak menjadi nakal dan susah diatur ialah masalah mentalnya. Anak yang memiliki gangguan pada perkembangan otak biasanya akan memiliki permasalahan pada perilaku. Selain itu tingkat stres dan rasa cemas yang tinggi juga akan menjadi pemicu dari nakalnya anak.
Sebenarnya, pada usia dini wajar bagi anak untuk bertindak menuruti kemauannya. Selama apa yang di perbuat anak masih berada pada tahap yang wajar. Namun kecenderungan orang tua tidak memahami ini dan bersikap salah kepada anak. Sehingga sikap inilah yang menjadi pemicu anak menjadi nakal dan susah diatur. Berikut sikap orangtua yang membuat anak nakal dan susah diatur :
Perlakuan Orangtua yang Memicu Anak Nakal dan Susah Diatur
1. Sering Dimanjakan
Penyebab yang umum dalam menciptakan anak yang nakal ialah kebiasaan memanjakan anak yang dilakukan oleh orangtua. Anak yang cenderung dimanjakan orangtua merasa bisa mendapatkan segalanya dari orang tua sehingga akan memaksa kehendak dengan berbuat nakal.
2. Kurang Kasih Sayang
Anak yang kurang perhatian biasanya cenderung lebih nakal. Hal ini disebabkan karena anak ingin mendapatkan perhatian orangtuanya. Oleh sebab itu, sebagai orangtua sempatkanlah diri Anda untuk berkomunikasi dengan anak. Tujuannya agar anak merasakan kasih sayang dan dapat mengekspresikan rasanya.
3. Terlalu Keras Dalam Mendidik
Kebiasaan mendidik anak yang keras dan mengekang dapat menyebabkan anak menjadi depresi. Orang tua yang biasa memaksakan anak untuk bertindak di luar kemampuannya dapat membuat anak menyimpan amarah. Rasa depresi yang terpendam inilah yang nantinya akan memicu tindak perlawanan dari anak.
4. Lingkungan yang Salah
Sikap anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia tinggal. Teman bermainnya yang dimiliki anak akan berpengaruh kepada bagaimana anak itu akan bersikap. Jika dia memiliki teman yang nakal, maka besar kemungkinannya dia juga bersikap sama. Sebab itu penting bagi orangtua untuk memperhatikan hal demikian.
5. Mainan yang Tidak Pantas
Pada usia anak-anak, tidak semua hal bisa diberikan kepada anak. Ada batasan yang dapat dimiliki anak termasuk mainan. Jangan berikan anak mainan yang rasanya akan menyita waktu anak dan dapat mengubah sikap seperti Smartphone.
Selain dari lima penyebab di atas, kurangnya penanaman nilai agama pada anak juga menjadi salah satu pemicu anak nakal dan susah diatur. Seperti yang kita ketahui bahwasanya pendidikan setiap agama pasti mengajarkan hal yang baik. Namun kurangnya pemahaman inilah yang membuat anak menjadi salah dalam bertindak dan bergaul.
Terdapat peran orangtua yang sangat besar dalam mendidik anak. Sehingga dibutuhkan pemahaman ketika melakukan itu semua. Berikut tips pintar dalam menghadapi anak yang nakal dan sulit diatur :
Tips Pintar Menghadapi Anak yang Nakal dan Susah Diatur
1. Lakukan Pendekatan Diri dengan Anak
Sebagai orangtua, penting untuk mendekatkan diri kepada anak. Cobalah untuk menghadapi anak dengan ramah walaupun dia sedang rewel, nakal, bahkan susah diatur sekalipun. Jangan hadapi sikap anak tersebut dengan keras dan penuh amarah juga karena hal tersebut akan membuat keadaan menjadi lebih buruk.
2. Perlihatkan Tekad yang Kuat Kepada Anak
Tekad yang kuat penting untuk mengajar anak. Sebagai orangtua Anda harus kuat menghadapi kenakalan yang dibuat ole anak. Karena, apabila anak sudah merasa menang dari anda, maka akan sulit untuk dapat mengaturnya kembali.
3. Menetapkan Aturan Khusus
Dalam mendidik anak, kekerasan bukanlah solusi dari masalah. Untuk dapat mengatur sikap anak, orang tua dapat menetapkan aturan khusus yang sudah di sepakati dengan anak. Aturan yang di buat sudah di tentukan dengan konsekuensinya jika anak melanggar aturan tersebut. Namun jika anak bisa tidak melanggar, maka orangtua berkewajiban untuk memberikan anak apresiasi.
4. Bersikap Lembut Walaupun Anak Salah
Ketika Anda Anda mendapati anak membuat kesalahan, maka jangan sementara-merta lansung memarahi anak begitu saja. Apalagi anak melakukan hal yang buruk di depan umum, karena hal tersebut dapat membuat anak menjadi dongkol.
Bukan hanya itu saja, sikap orang tua yang memarahi anak di depan umum akan membuat suasana menjadi semakin rumit. Karena anak akan semakin menangis bahkan berontak.
Untuk mengatasi itu, maka cobalah untuk bertanya kepada anak kenapa mereka melakukan kesalahan tersebut. Dengan demikian orangtua tahu faktor pendorong yang menyebabkan anak melakukan kesalahan dan dapat memberikan anak pemahaman.
5. Jangan Berikan Anak Label atau Panggilan Buruk
Walaupun Anda mempunyai anak yang memang nakal dan susah diatur sekalipun, jangan pernah memberikan dia label yang buruk. Pemberian label yang buruk kepada anak akan semakin membuatnya menjadi-jadi. Anak akan berasumsi bahwa dirinya memang memiliki karakter nakal dan merasa percuma jika bersikap sebaliknya.
6. Berikan Anak Pujian
Walaupun memberikan anak pujian secara berlebihan tidaklah baik, namun memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu hal positif bukanlah tindakan yang salah. Pada hakikatnya, anak akan selalu mencari perhatian orangtua dan menginginkan pujian dari orangtuanya. Oleh sebab itulah anak akan berusaha memperlihatkan pencapaiannya kepada orangtua.
Sebab itulah, penting bagi orang tua untuk memberikan anak apresiasi agar dia merasa bahwa apa yang mereka lakukan benar. Kebiasaan inilah yang nantinya akan membuat anak menjadi senang, sehingga anak akan lebih semangat lagi dalam berbuat hal lainnya. Sehingga dengan sendirinya anak akan meninggalkan kebiasaan nakal yang dapat membuat orangtuanya marah.
7. Memberikan Contoh yang Baik
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya orangtua juga dapat bersikap buruk. Walaupun demikian, cobalah untuk tidak memperlihatkan hal tersebut di depan anak.
Anak sendiri memiliki sifat yang cenderung meniru orang di sekitarnya. Ibu sebagai orang paling dekat dengan anak merupakan objek pertama yang akan di tiru oleh anak. Sebab itu, agar anak tidak memperlihatkan perilaku yang buruk maka orangtua harus bisa menjaga sikap di depan anaknya.
Sebagai orang tua penting untuk mengetahui lingkungan bermain anak. Hal ini untuk mengetahui perkembangan dan memberikan batasan kepadanya tanpa mengekang.
Sekianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat. Dan mari berdiskusi di kolom komentar!