Mendidik Anak - Tak sedikit orangtua yang kewalahan dalam menghadapi anak yang keras kepala. Keras kepala ini dapat ditandai oleh banyak hal, salah satunya ialah tidak maunya anak untuk mengikuti nasihat orangtua.
Karena usia yang masih kecil, sikap keras kepala pada anak sering kali di biarkan saja oleh orangtua. Padahal, membiarkan sikap keras kepala pada anak akan berdampak besar hingga dia dewasa.
Penyebab Anak Menjadi Keras Kepala
Sikap keras kepala pada anak merupakan suatu tindakan yang ditunjukkan anak sebagai bentuk penolakan terhadap sesuatu yang bertentangan dengan kemauannya. Biasanya anak yang keras kepala ini akan sangat sensitif dan sangat susah untuk dibujuk orang sekitarnya. Hal ini dia lakukan untuk menunjukkan bahwasanya dia ingin keinginannya dipenuhi.
Biasanya anak yang keras kepala cenderung untuk mencari perhatian orangtua. Sikap keras kepala ini sebenarnya merupakan sikap yang digunakan anak untuk belajar kebebasan dan mencari tahu batasan perilaku yang dapat diterima atau tidak.
Bukan hanya itu saja. sikap keras kepala biasanya juga disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dilihat oleh anak. Oleh sebab itu penting bagi orangtua untuk memperlihatkan sikap yang baik di depan anak agar anak mendapatkan contoh yang baik pula.
Orangtua yang suka marah dan sering membentak anak ketimbang menasihati ketika dia berbuat salah juga menjadi salah satu pemicu sikap keras kepala pada anak. Apalagi ketika anak berada pada fase ingin tahu yang tinggi, tetapi orangtua sering memarahinya ketika dia ingin menuntaskan rasa ingin tahunya itu.
Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun yang Keras Kepala
Menghadapi anak yang keras kepala memang membutuhkan kesabaran yang ekstra. Walaupun demikian, orangtua tidak perlu untuk marah-marah dalam mendidik anak usia 2 tahun yang keras kepala tersebut. Berikut beberapa cara efektif dalam mendidik anak yang keras kepala tanpa memarahinya :
1. Dengarkan Pendapat Anak
Menjalin kemunikasi yang baik dengan anak merupakan salah satu cara terbaik dalam mendidik anak. Namun, komunikasi antara orangtua dan anak haruslah berjalan timbal balik dua arah. Jika orangtua ingin anak untuk mendengarkan perkataannya, maka sebaliknya orangtua juga harus bisa mendengarkan pendapat anak.
Anak biasanya akan berubah menjadi keras kepala apabila pendapatnya sudah tidak lagi di dengar orangtua. Apalagi orangtua yang memiliki sikap otoriter dan suka mengatur tanpa mendengarkan sedikitpun pendapat anak.
Oleh sebab itu, sebagai orangtua cobalah untuk mendekati anak dan jalin komunikasi dengan anak agar orangtua dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh anak.
2. Jangan Memaksa
Kecenderungan sikap memaksa dari orangtua akan menimbulkan sikap berontak dari anak sehingga dia tidak akan mau melakukan apa yang diminta pada dirinya.
Contohnya saja ketika Anda meminta anak untuk berhenti bermain gedget, namun anak tidak mau berhenti karena sudah kecanduan. Lalu Anda membentaknya dengan mengambil gedget di tangannya dengan paksa. Hal seperti ini justru akan menimbulkan pertentangan pada anak sehingga dia akan menjadi anak yang keras kepala.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya orangtua mengambil perhatian anak terlebih dahulu dan berbicaralah dengan baik kepada anak agar dia berhenti bermain. Setelah itu mintalah dia untuk tidur dan mintalah dengan baik gedget yang di mainkan oleh anak tersebut.
3. Memberikan Pilihan
Pada dasarnya anak juga memiliki jalan pikirannya sendiri. sebab itulah anak kurang suka apabila semua kegiatannya di gurui. Contohnya saja ketika dia senang menonton TV lalu orangtua memintanya untuk tidur ketika itu juga. Maka kata yang akan didengarkan oleh orangtua dari mulut anak kemungkinan ialah "Tidak".
Hal yang sama juga akan terjadi ketika dia dia sedang senang bermain gedget. Oleh sebab itu, cara paling baik dalam mengatasinya ialah dengan memberikannya pilihan.
Contohnya saja ketika dia sedang sedang bermain gedget namun jam sudah menunjukkan waktunya tidur siang. Maka untuk menghentikan anak dalam bermain gedget dan memintanya tidur ialah dengan memberikannya pilihan.
Contohnya "Jika adek tidak mau tidur siang maka tidak boleh main HP lagi di waktu malam. Tapi jika adek mau tidur siang maka nanti malam boleh bermain HP sebentar sebelum tidur."
Dengan demikian anak akan berfikir apa yang akan dia lakukan, dan jika anak sudah memilih orangtua diharapkan memang melakukan prinsip yang sudah dikatakan agar anak menjadi disiplin dan patuh kepada kata orangtua selanjutnya.
4. Hadapi Dengan Sikap Tenang
Kunci dalam mendidik anak yang keras kepala ialah sikap sabar. Jika Anda tidak dapat mengendalikan emosi dalam mendidik anak. Maka alih-alih anak akan menjadi baik, malahan itu akan memicu sikap lain yang negatif pada anak.
Sesekali terlepas kendali mungkin merupakan sikap yang wajar apabila anak memang sudah kelewatan. Namun sebagai orangtua sangat disarankan Anda untuk tidak berbuat kasar atau memarahi anak secara fisik karena akan berdampak buruk pada perkembangannya.
5. Berikan Dia Pelajaran Dari Pengalaman
Terkadang anak akan terasa sangat sulit di atur dan tidak mau menuruti kata orangtua. Apabila sikap keras kepalanya ini sudah kelewatan, maka cara lain yang dapat digunakan orangtua dalam mendidik anak ialah dengan memberikannya sedikit kebebasan.
Mungkin hal ini terkesan agak sedikit menakutkan, karena memberikan kebebasan kepada anak sangatlah beresiko. Namun untuk kasus yang satu ini Anda harus memberikan kebebasan pada hal yang wajar dan tidak beresiko melukai atau mencedrai anak saja. Tujuannya ialah untuk membuat anak belajar dari pengalaman yang sudah dia perbuat itu.
6. Ajak Anak Beraktivitas Bersama
Dalam mendidik anak yang keras kepala, alangkah baiknya orangtua sedikit merubah cara perilaku kepada anak. Alih-alih meyuruh anak melakukan sesuatu, alangkah baiknya orangtua mengajaknya melakukan hal tersebut.
Kurangilah menggunakan kalimat perintah kepada anak, namun sering-seringlah menggunakan kalimat ajakan agar dia merasa terlibat dalam kegiatan tersebut.
Hal ini juga akan membuat hubungan anak dengan orangtua menjadi lebih baik dan menjadi lebih dekat. Sehingga kedepannya anak akan merasa senang ketika diminta pertolongan orangtua.
7. Diskusikan Aturan Bersama Anak
Terkadang Anda juga perlu berdiskusi tentang aturan yang akan anda terapkan kepada anak. Tujuannya agar anak tidak merasa bahwasanya orangtua serta merta menolak permintaannya secara sepihak.
Tujuan lain dari diskusi ini ilah untuk mengetahui apa yang di inginkan dan tidak di inginkan oleh anak. Sehingga orangtua bisa mencari alternatif lain yang dapat membuat anak menjadi lebih baik jika memang di perlukan. Dengan demikian anak akan menjadi lebih senang dalam menjalankan aturan yang di buat bersama.
8. Menjadi Tauladan Bagi Anak
Bagaimana pun juga anak merupakan peniru yang ulung, apalagi ketika anak berusia 2 tahun. Dia akan sangat mudah dalam meniru orang yang ada di sekitarnya. Segala kegiatan yang terjadi pada anak akan secara alami di tiru oleh anak.
Oleh sebab itu sebagai orangtua, alangkah baiknya untuk selalu bersikap baik di dekat anak. Kurangilah bertengkar di depan anak atau memperlihatkan sikap keras kepala. Karena semakin sering hal tersebut dilihat anak, maka semakin mudah pula anak menirunya.
9. Pahami Sikap Anak
Cara ampuh dalam menghadapi anak usia 2 tahun yang keras kepala ialah dengan memahami cara berfikirnya. Orangtua Harus tahu apa yang dirasakan anak, apakah dia sedang merasa sedih, senang, atau takut. Semakin banyak orangtua mengenal anak maka semakin mudah pula orangtua dalam mengendalikan sikap keras kepala anak.
Contohnya ketika Anda meminta anak untuk pergi tidur, namun dia tidak mau lantaran merasa takut. Jika Anda tidak memahami perasaan anak maka Anda akan beranggapan bahwasanya anak keras kepala. Namun ketika Anda mengetahuinya maka mungkin Anda akan memberikan anak alternatif dengan cara menemaninya hingga dia terlelap.
10. Ajarkan Anak Perilaku Baik
Pendidikan dari orangtua merupakan hal dasar yang harus di ajarkan karena orangtua merupakan guru pertama bagi anak. Orangtua berkewajiban dalam mengajarkan anak perilaku baik. Caranya ialah dengan menunjukkan sikap baik di depan anak dan mendidikknya dengan baik pula.
Selain itu cobalah untuk memberikan anak pujian ketika dia sudah berperilaku baik agar dia merasa senang melakukannya. Anak yang berusia 2 tahun merupakan anak yang sangat senang apabila mendapatkan pujian apalagi dari orangtuanya. Sehingga hal ini sangat ampuh dalam menanamkan sikap baik di dalam diri anak.